Minggu, 07 November 2010

Studi Banding ComDev BEM UI 2010 ke Desa Binaan FEUI

Bertempat di Gedung Dekanat FEUI, Sabtu 9 Oktober 2010, ComDev BEM UI 2010 bersama SosMas BEM UI 2010 berkunjung untuk melakukan studi banding dengan Desa Binaan FEUI. Dengan tujuan saling berbagi pengalaman dan mencari masukan informasi membuka desa binaan baru.

Sekilas Informasi Desa Binaan FEUI

“Sebuah pengantar untuk kehidupan yang lebih baik”

Salah satu organisasi yang ada di Fakultas Ekonomi FEUI yang bergerak dibidang Pengembangan Komunitas, yang berlokasikan di Rangkapan Jaya, Pancoran Mas-Depok.

Mempunyai Visi yaitu kemandirian masyarakat melalui Community Development yang peduli dan profesional. Dan Misi dengan mencanangkan program-program di bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi.

Prasetya F Idris, merupakan Project Officer Desa Binaan FEUI, yang mana dalam melaksanakan misi-misinya dibantu oleh anggota-anggota Desa Binaan FEUI, merupakan mahasiswa FEUI angkatan 2008, 2009, pada bidang masing-masing seperti:
Bidang Public Relation yang mana salah satu fokusnya adalah membangun kepedulian sosial masyarakat FEUI, Bidang Research and Development, Bidang Kesehatan Development, Bidang Creative, Bidang Corporate Affair, Bidang Fund Raising, Bidang, Bidang Secretarial, dan Bidang Logistic.

Desa Binaan FEUI membuat sebuah Blue Print, yang dipersiapkan selama kurang lebih 3 tahun, berisikan tentang kondisi saat ini; kondisi yang sedang terjadi di lapangan, kondisi yang diharapkan; mencakup kemandirian dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Dengan adanya Blue print ini juga diharapkan dapat menjadi panduan untuk Desa Binaan FEUI generasi selanjutnya.

Program-pragram Desa Binaan FEUI antara lain:
*Seminar dan workshop kewirausahaan,
*Pelatihan ketrampilan,
*Untuk pendidikan terdapat Rumah Belajar dan pengoptimalan dan BOS,
*Untuk Kesehatan terdapat penyuluhan, seperti penyuluhan gizi buruk dan,
*Optimalisasi program AsKesKin.

Pada sesi tanya jawab, kedua belah pihak, ComDev BEM UI dan Desa Binaan FEUI, saling bertanya meminta saran serta pandangan ataupun bercerita seputar pengalaman dalam mengembangkan komunitas. Seperti ketika pihak ComDev BEM UI bertanya bagaimana proses pembuatan Renstra Desa Binaan FEUI, mereka menjawab dengan penjelasan kronologis awal mula pemilihan desa untuk Desa Binaan --> Pada tahap awal mereka mengambil data sekunder dari litbang (bank data), kemudian memilih tujuh desa pilihan dari 20 desa, selanjutnya ke 7 desa tsb di nilai indikator-indikatornya (pendidikan, kesehatan, kesehatan), setelah itu dikerucutkan menjadi tiga desa dan pada akhirnya memilih satu desa pilihan, yaitu Rangkapan Jaya. Sesudah terpilihnya desa, dilakukan proses assessment yang mana proses tsb difokuskan ke tokoh masyarakat sekitar, seperti lurah, kader, dll. Yang pada akhirnya dari hasil assessment tersebut dibuat lah renstra dengan melihat kondisi saat ini (kondisi yang berlangsung) dan kondisi yang diharapkan. Begitu juga sebaliknya, ComDev BEM UI juga menceritakan pengalaman 4 tahun bersama Desa Leuwinanggung serta sosialisasi New ComDev BEM UI 2010.

Pada akhirnya, meskipun ComDev BEM UI dan Desa Binaan FEUI memiliki konsep dan cara kerja yang berbeda, akan tetapi tujuan besar kami sama, yaitu berusaha untuk memberdayakan masyarakat dan terus mengajak lingkungan sekitar kami untuk membuka mata, hati, dan telinga untuk peduli terhadap kegiatan pengembangan komunitas.




Kamis, 23 September 2010

Desa baru untuk New ComDev 2010

Setelah dilakukannya pengkajian lapangan oleh Tim Assessment ComDev BEM UI 2010, yang juga dibantu oleh beberapa panitia ComDev BEM UI 2010, ke tiga tempat calon pilihan untuk Desa Binaan baru New ComDev 2010 yaitu Desa Sukmajaya-Bogor, Kampung Gedong-Depok, dan Kampung Lio-Depok. Akhirnya telah terpilih Desa Sukmajaya-Bogor, sebagai Desa Baru Binaan Community Development BEM UI.

Bertempat di RT 02 RW 07, Kecamatan Tajur Halung, Desa Sukmajaya, Bogor-Jawa Barat.Berikut informasi seputar Desa Binaan Baru Community Development BEM UI 2010:

  • Terletak di daerah Bogor dengan luas enam hektar, merupakan kawasan paling belakang dalam kelurahan yang berbatasan langsung dengan Desa Bojong.
  • Mencakup lahan kosong yang luas dan belum terolah.
  • Topografi mendukung: wilayah dilingkari sungai dan vegetasinya masih banyak
  • Kawasan pemukiman sederhana.
  • Listrik baru masuk hingga ke sudut-sudut desa empat tahun lalu.
  • Total 92 KK dengan 12 KK di bagian pojok desa dengan kondisi memprihatinkan.
  • Perbandingan penduduk asli dan pendatang = 4:6
  • Transportasi, aksesnya cukup minim. Karena belum terdapat angkutan umum yang menuju ke lokasi, sehingga cara yang memungkinkan untuk menjagkau tempat adalah menggunakan transportasi pribadi atau berjalan kaki.

***

  • Mayoritas masyarakatnya memiliki level ekonomi menengah ke bawah.
  • Tipikal pekerjaan : Beragam. Seperti, petani, buruh, pegawai swasta, dll.
  • 12 KK di belakang bekerja sebagai pemulung.
  • Terdapat pertanian palawija sederhana, akan tetapi belum dikembangkan secara maksimal, terlebih lagi mereka, para petani, belum memiliki pengetahuan teknik pemasaran yang baik.
  • Masalah ekonomi menghambat kegiatan pendidikan disana. Karena walaupun sekolah gratis, namun tidak begitu dengan sarana pelengkap pendidikan. Seperti, alat tulis, buku-buku penunjang, seragam, dll.

***

  • Karang Taruna pernah dibentuk, namun tidak berjalan. Belum terdapat Remaja Masjid.
  • Terdapat pengajian rutin dan arisan sebagai sarana silaturahmi antar warga.

***

  • Belum pernah ada wabah penyakit tertentu.
  • Fasilitas sanitasi cukup baik
  • Akan tetapi, pada 12 KK di belakang, kesadaran sanitasi dan kesehatan masih sangat rendah.
  • Kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih rendah.
  • RS terdekat : RS Cibinong.
  • Belum terdapat posyandu resmi.
  • Kesulitan dalam mendapatkan bidan àakibatnya banyak yang menggunakan dukun beranak.
  • Penyuluhan kesehatan diadakan di kantor kelurahan yang cukup jauh, sehingga warga banyak yang malas untuk mengikuti penyuluhan-penyuluhan tsb.

Kebutuhan yang sedang & belum dirasakan.

  • Sarana dan prasarana kesehatan dan layanannya, terutama masalah akses.
  • Cara pemasaran hasil palawija.
  • Cara pengolahan pupuk kompos/pupuk hijau.
  • Cara pengairan dan irigasi yang tepat.
  • Pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup bagi anak-anak di daerah masyarakatsetempat (terutama yang membantu orang tua sebagai pemulung).
  • Pemaksimalan potensi ekonomi.
  • Manajemen sampah dan toilet yang layak, terutama sekali bagi ke-12 KK yang hidup memprihatinkan.

Potensi masyarakat setempat:

  • Ketua RT dan tokoh masyarakatnya cukup kooperatif
  • Masyarakatnya cukup terbuka dan mudah digerakkan.

Hal yang bisa menjadi ancaman:

  • Ketua RW kurang kooperatif
  • Kurangnya kesadaran warga untuk berinisiatif
  • Terbaginya warga ke dalam tiga kelompok: Pro-RT, Pro-RW dan netral (konflik tertutup)

Dari Warga Desa Leuwinanggung untuk Community Development BEM UI 2010