Minggu, 07 November 2010

Studi Banding ComDev BEM UI 2010 ke Desa Binaan FEUI

Bertempat di Gedung Dekanat FEUI, Sabtu 9 Oktober 2010, ComDev BEM UI 2010 bersama SosMas BEM UI 2010 berkunjung untuk melakukan studi banding dengan Desa Binaan FEUI. Dengan tujuan saling berbagi pengalaman dan mencari masukan informasi membuka desa binaan baru.

Sekilas Informasi Desa Binaan FEUI

“Sebuah pengantar untuk kehidupan yang lebih baik”

Salah satu organisasi yang ada di Fakultas Ekonomi FEUI yang bergerak dibidang Pengembangan Komunitas, yang berlokasikan di Rangkapan Jaya, Pancoran Mas-Depok.

Mempunyai Visi yaitu kemandirian masyarakat melalui Community Development yang peduli dan profesional. Dan Misi dengan mencanangkan program-program di bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi.

Prasetya F Idris, merupakan Project Officer Desa Binaan FEUI, yang mana dalam melaksanakan misi-misinya dibantu oleh anggota-anggota Desa Binaan FEUI, merupakan mahasiswa FEUI angkatan 2008, 2009, pada bidang masing-masing seperti:
Bidang Public Relation yang mana salah satu fokusnya adalah membangun kepedulian sosial masyarakat FEUI, Bidang Research and Development, Bidang Kesehatan Development, Bidang Creative, Bidang Corporate Affair, Bidang Fund Raising, Bidang, Bidang Secretarial, dan Bidang Logistic.

Desa Binaan FEUI membuat sebuah Blue Print, yang dipersiapkan selama kurang lebih 3 tahun, berisikan tentang kondisi saat ini; kondisi yang sedang terjadi di lapangan, kondisi yang diharapkan; mencakup kemandirian dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Dengan adanya Blue print ini juga diharapkan dapat menjadi panduan untuk Desa Binaan FEUI generasi selanjutnya.

Program-pragram Desa Binaan FEUI antara lain:
*Seminar dan workshop kewirausahaan,
*Pelatihan ketrampilan,
*Untuk pendidikan terdapat Rumah Belajar dan pengoptimalan dan BOS,
*Untuk Kesehatan terdapat penyuluhan, seperti penyuluhan gizi buruk dan,
*Optimalisasi program AsKesKin.

Pada sesi tanya jawab, kedua belah pihak, ComDev BEM UI dan Desa Binaan FEUI, saling bertanya meminta saran serta pandangan ataupun bercerita seputar pengalaman dalam mengembangkan komunitas. Seperti ketika pihak ComDev BEM UI bertanya bagaimana proses pembuatan Renstra Desa Binaan FEUI, mereka menjawab dengan penjelasan kronologis awal mula pemilihan desa untuk Desa Binaan --> Pada tahap awal mereka mengambil data sekunder dari litbang (bank data), kemudian memilih tujuh desa pilihan dari 20 desa, selanjutnya ke 7 desa tsb di nilai indikator-indikatornya (pendidikan, kesehatan, kesehatan), setelah itu dikerucutkan menjadi tiga desa dan pada akhirnya memilih satu desa pilihan, yaitu Rangkapan Jaya. Sesudah terpilihnya desa, dilakukan proses assessment yang mana proses tsb difokuskan ke tokoh masyarakat sekitar, seperti lurah, kader, dll. Yang pada akhirnya dari hasil assessment tersebut dibuat lah renstra dengan melihat kondisi saat ini (kondisi yang berlangsung) dan kondisi yang diharapkan. Begitu juga sebaliknya, ComDev BEM UI juga menceritakan pengalaman 4 tahun bersama Desa Leuwinanggung serta sosialisasi New ComDev BEM UI 2010.

Pada akhirnya, meskipun ComDev BEM UI dan Desa Binaan FEUI memiliki konsep dan cara kerja yang berbeda, akan tetapi tujuan besar kami sama, yaitu berusaha untuk memberdayakan masyarakat dan terus mengajak lingkungan sekitar kami untuk membuka mata, hati, dan telinga untuk peduli terhadap kegiatan pengembangan komunitas.




Kamis, 23 September 2010

Desa baru untuk New ComDev 2010

Setelah dilakukannya pengkajian lapangan oleh Tim Assessment ComDev BEM UI 2010, yang juga dibantu oleh beberapa panitia ComDev BEM UI 2010, ke tiga tempat calon pilihan untuk Desa Binaan baru New ComDev 2010 yaitu Desa Sukmajaya-Bogor, Kampung Gedong-Depok, dan Kampung Lio-Depok. Akhirnya telah terpilih Desa Sukmajaya-Bogor, sebagai Desa Baru Binaan Community Development BEM UI.

Bertempat di RT 02 RW 07, Kecamatan Tajur Halung, Desa Sukmajaya, Bogor-Jawa Barat.Berikut informasi seputar Desa Binaan Baru Community Development BEM UI 2010:

  • Terletak di daerah Bogor dengan luas enam hektar, merupakan kawasan paling belakang dalam kelurahan yang berbatasan langsung dengan Desa Bojong.
  • Mencakup lahan kosong yang luas dan belum terolah.
  • Topografi mendukung: wilayah dilingkari sungai dan vegetasinya masih banyak
  • Kawasan pemukiman sederhana.
  • Listrik baru masuk hingga ke sudut-sudut desa empat tahun lalu.
  • Total 92 KK dengan 12 KK di bagian pojok desa dengan kondisi memprihatinkan.
  • Perbandingan penduduk asli dan pendatang = 4:6
  • Transportasi, aksesnya cukup minim. Karena belum terdapat angkutan umum yang menuju ke lokasi, sehingga cara yang memungkinkan untuk menjagkau tempat adalah menggunakan transportasi pribadi atau berjalan kaki.

***

  • Mayoritas masyarakatnya memiliki level ekonomi menengah ke bawah.
  • Tipikal pekerjaan : Beragam. Seperti, petani, buruh, pegawai swasta, dll.
  • 12 KK di belakang bekerja sebagai pemulung.
  • Terdapat pertanian palawija sederhana, akan tetapi belum dikembangkan secara maksimal, terlebih lagi mereka, para petani, belum memiliki pengetahuan teknik pemasaran yang baik.
  • Masalah ekonomi menghambat kegiatan pendidikan disana. Karena walaupun sekolah gratis, namun tidak begitu dengan sarana pelengkap pendidikan. Seperti, alat tulis, buku-buku penunjang, seragam, dll.

***

  • Karang Taruna pernah dibentuk, namun tidak berjalan. Belum terdapat Remaja Masjid.
  • Terdapat pengajian rutin dan arisan sebagai sarana silaturahmi antar warga.

***

  • Belum pernah ada wabah penyakit tertentu.
  • Fasilitas sanitasi cukup baik
  • Akan tetapi, pada 12 KK di belakang, kesadaran sanitasi dan kesehatan masih sangat rendah.
  • Kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih rendah.
  • RS terdekat : RS Cibinong.
  • Belum terdapat posyandu resmi.
  • Kesulitan dalam mendapatkan bidan àakibatnya banyak yang menggunakan dukun beranak.
  • Penyuluhan kesehatan diadakan di kantor kelurahan yang cukup jauh, sehingga warga banyak yang malas untuk mengikuti penyuluhan-penyuluhan tsb.

Kebutuhan yang sedang & belum dirasakan.

  • Sarana dan prasarana kesehatan dan layanannya, terutama masalah akses.
  • Cara pemasaran hasil palawija.
  • Cara pengolahan pupuk kompos/pupuk hijau.
  • Cara pengairan dan irigasi yang tepat.
  • Pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup bagi anak-anak di daerah masyarakatsetempat (terutama yang membantu orang tua sebagai pemulung).
  • Pemaksimalan potensi ekonomi.
  • Manajemen sampah dan toilet yang layak, terutama sekali bagi ke-12 KK yang hidup memprihatinkan.

Potensi masyarakat setempat:

  • Ketua RT dan tokoh masyarakatnya cukup kooperatif
  • Masyarakatnya cukup terbuka dan mudah digerakkan.

Hal yang bisa menjadi ancaman:

  • Ketua RW kurang kooperatif
  • Kurangnya kesadaran warga untuk berinisiatif
  • Terbaginya warga ke dalam tiga kelompok: Pro-RT, Pro-RW dan netral (konflik tertutup)

Dari Warga Desa Leuwinanggung untuk Community Development BEM UI 2010

Rabu, 08 September 2010

Metode Intervensi New ComDev BEM UI 2010

Dalam program New ComDev BEM UI 2010 ini akan digunakan metode Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat yang berdasarkan atas konsep Kesejahterahan Sosial sebagai mana yang dirumuskan oleh Isbandi Rukminto Adi yang penerapannya akan disesuaiakan dengan keadaan dan situasi dari panitia, lingkungan dan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

Persiapan à Pengkajian (assessment) à Perencanaan alternatif program atau kegiatan à Pemformulasian Rencana Aksi à Pelaksanaan program atau Kegiatan àEvaluasi à Terminasi

Hasil Data Pengkajian Lapangan New ComDev BEM UI 2010

Point Penting Hasil Data Pengkajian Lapangan

untuk New Comdev BEM UI 2010

Desa Sukmajaya

  • Terletak di daerah Bogor dengan luas enam hektar, merupakan kawasan paling belakang dalam kelurahan yang berbatasan langsung dengan Desa Bojong.
  • Mencakup lahan kosong yang luas dan belum terolah.
  • Topografi mendukung: wilayah dilingkari sungai dan vegetasinya masih banyak
  • Kawasan pemukiman sederhana.
  • Listrik baru masuk hingga ke sudut-sudut desa empat tahun lalu.
  • Total 92 KK dengan 12 KK di bagian pojok desa dengan kondisi memprihatinkan.
  • Perbandingan penduduk asli dan pendatang = 4:6
  • Transportasi, aksesnya cukup minim. Karena belum terdapat angkutan umum yang menuju ke lokasi, sehingga cara yang memungkinkan untuk menjagkau tempat adalah menggunakan transportasi pribadi atau berjalan kaki.

***

  • Mayoritas masyarakatnya memiliki level ekonomi menengah ke bawah.
  • Tipikal pekerjaan : Beragam. Seperti, petani, buruh, pegawai swasta, dll.
  • 12 KK di belakang bekerja sebagai pemulung.
  • Terdapat pertanian palawija sederhana, akan tetapi belum dikembangkan secara maksimal, terlebih lagi mereka, para petani, belum memiliki pengetahuan teknik pemasaran yang baik.
  • Masalah ekonomi menghambat kegiatan pendidikan disana. Karena walaupun sekolah gratis, namun tidak begitu dengan sarana pelengkap pendidikan. Seperti, alat tulis, buku-buku penunjang, seragam, dll.

***

  • Karang Taruna pernah dibentuk, namun tidak berjalan. Belum terdapat Remaja Masjid.
  • Terdapat pengajian rutin dan arisan sebagai sarana silaturahmi antar warga.

***

  • Belum pernah ada wabah penyakit tertentu.
  • Fasilitas sanitasi cukup baik
  • Akan tetapi, pada 12 KK di belakang, kesadaran sanitasi dan kesehatan masih sangat rendah.
  • Kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih rendah.
  • RS terdekat : RS Cibinong.
  • Belum terdapat posyandu resmi.
  • Kesulitan dalam mendapatkan bidan àakibatnya banyak yang menggunakan dukun beranak.
  • Penyuluhan kesehatan diadakan di kantor kelurahan yang cukup jauh, sehingga warga banyak yang malas untuk mengikuti penyuluhan-penyuluhan tsb.

***

Kebutuhan yang sedang & belum dirasakan

  • Sarana dan prasarana kesehatan dan layanannya, terutama masalah akses.
  • Cara pemasaran hasil palawija.
  • Cara pengolahan pupuk kompos/pupuk hijau.
  • Cara pengairan dan irigasi yang tepat.
  • Pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup bagi anak-anak di daerah masyarakat setempat (terutama yang membantu orang tua sebagai pemulung).
  • Pemaksimalan potensi ekonomi.
  • Manajemen sampah dan toilet yang layak, terutama sekali bagi ke-12 KK yang hidup memprihatinkan.

Potensi masyarakat setempat:

  • Ketua RT dan tokoh masyarakatnya cukup kooperatif
  • Masyarakatnya cukup terbuka dan mudah digerakkan.

Hal yang bisa menjadi ancaman:

  • Ketua RW kurang kooperatif
  • Kurangnya kesadaran warga untuk berinisiatif
  • Terbaginya warga ke dalam tiga kelompok: Pro-RT, Pro-RW dan netral (konflik tertutup)

Kampung Lio

  • Kampung lio dahulunya adalah daerah yang tidak terlalu padat seperti yng dapat kita lihat untuk sekarang ini, dahulunya daerah ini terdapat banyak sekali kebun-kebun. Tetapi sekitar pada tahun 1995-an daerah ini, menjadi padat disebabkan banyaknya pendatang yang dan akhirnya menetap pada daerah tersebut.
  • Masyarakat “atas” = masyarakat pendatang = ekonomi menengah kebawah.
  • Masyarakat “bawah” = masyarakat asli = ekonomi menengah.
  • Pendidikan: Banyak yang berpendidikan sampai tingkat SMA, namun tidak semua dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat universitas, akibat masalah biaya. Kebanyakan di antaranya, setelah lulus, langsung bekerja.
  • Ekonomi : menengah ke bawah.
  • Tipikal pekerjaan: Beragam, namun kebanyakan bekerja sebagai pegawai negeri dan pedagang sayur. Ada juga yang bekerja sebagai pegawai di rumah-rumah makan, seperti Pizza Hut atau PT Pertamina.
  • Kesehatan: Tidak pernah ada wabah penyakit yang serius di Kampung Lio, khususnya di daerah RT 02. Hanya saja, lingkungan warga masih belum benar-benar bersih dari masalah lingkungan, seperti sampah.

***


Kebutuhan yang sedang & belum dirasakan.
Kebutuhan yang sedang dirasakan masyarakat.
· Kebutuhan ekonomi : beberapa membutuhkan tambahan modal usaha.
Kebutuhan yang belum dirasakan masyarakat.
· Mengenai perihal warga ‘pendatang’ yang tinggal di lingkungan ‘atas’.
hal ini disebabkan padatnya aktifitas dan kreatifitas yang mereka lakukan dalam berbagai sektor.
Hambatan fisik
· Hambatan fisik yang dihadapi masyarakat RT 02 lebih ditekankan pada padatnya daerah pemukiman warga di Kampung Lio
· Adanya kesenjangan antara masyarakat pendatang dan masyarakat asli (permasalahan sosial)

Ancaman dalam menananggulangi pemecahan masalah

  • Adanya tumpukan sampah yang cukup banyak.
  • Kerumitan Birokrasi pemerintah .
  • Kurangnya rasa kebersamaan dan toleransi antara masyarakat atas dan masyarakat bawah.
  • Adanya kesenjangan sosial.

Potensi masyarakat setempat

  • Adanya kekuatan integrasi masyarakat setempat, warganya cukup kompak.
  • Mudahnya akses transportasi, informasi, atau prasarana
  • Adanya program yastim.
  • Pada kampung lio sering ada kelompok asosiasi di luar masyarakat yang memberi bantuan.


Kampung Gedong

  • Terletak di belakang jalan Margonda Raya dan Margo City Mall, Kota Depok. Merupakan kawasan paling belakang yang berbatasan dengan Sungai Ciliwung.
  • Sarana transportasi sudah cukup memadai. Akan tetapi, keadaan jalan belum baik.
  • Kawasan pemukiman sederhana dan tidak lagi termasuk kawasan hijau.
  • Terjadi penumpukan sampah di pinggiran Sungai Ciliwung tsb; Terdapat TPA tidak resmi. Sehingga sering terjadi banjir, seperti pada tahun 1998 dan 2007
  • Disekitar RT 02 Kampung Gedong, terdapat perumahan kecil.

***

  • Ekonomi: Menengah ke bawah.
  • Tipikal pekerjaan: 48% dari penduduk tidak memiliki pekerjaan tetap. Selainnya PNS, pegawai swasta, atau wirausaha.
  • Pendidikan: Mayoritas lulusan SMA & SD
  • Kesehatan:

§ PuskesmasàMudah dijangkau.

§ Kegiatan yang terdapat di posyandu dan posbindu berjalan baik, walau kadang masih terkendala dengan dana.

§ Kesadaran akan kesehatan cukup minim = sering membuang sampah di pinggir sungai.

§ Melakukan pengolahan sampah dengan cara yang kurang tepat, yaitu dengan cara memilah dan kemudian dibakar. Jelas menimbulkan efek yang tidak baik untuk kesehatan akibat dari asap dan bau (ketika hujan.

***

  • Terbagi 3 kelompok secara daerah yaitu :

Masyarakat daerah ‘atas’, masyarakat daerah perumahan, masyarakat daerah ‘bawah’.

  • Terdapat perbedaan yang mencolok antara penduduk pendatang dengan penduduk asli.
  • Pemimpin berpengaruh (Bapak/Ibu RT, Bapak RW)
  • Masyarakat cukup aktif mengikuti pengajian dan arisan. Juga terdapat kesadaran akan gotong royong.
  • Dilihat dari acara-acara yang ada dan berjalan dapat dinilai bahwa masyarakat di sana cukup terintegrasi.

Kamis, 22 Juli 2010

Terminasi Keempat ComDev BEM UI 2010 - 27 Juni 2010

Salam ComDev!

Community Development BEM UI membina sebuah desa di Depok, tepatnya Desa Leuwinanggung, Rw 004 selama 4 tahun belakangan. Waktu yang cukup lama dilakukan oleh comdev BEM UI kepada Rw 004 Leuwinanggung untuk membantu warga tersebut agar menjadi warga yang mandiri dan lebih maju. Comdev BEM UI 2010 melakukan terminasi sebagai akhir dari pembinaan yang selama ini dilakukan. Hal tersebut dikarenakan desa tersebut sudah cukup lama menjadi binaan BEM UI. Selama sebulan (6,13,20 dan 27 Juni 2010) terminasi dilakukan pada warga Rw 004 dari berbagai hal seperti sesuatu yang berbentuk hiburan, pendidikan sampai dengan masalah kesehatan.

***

Terminasi keempat merupakan terminasi akhir Comdev BEM UI kepada Rw 004 desa Leuwinanggung. Terminasi akhir ini seharusnya dilakukan pada tanggal 26 Juni 2010, namun mundur menjadi tanggal 27 Juni 2010 dikarenakan pada 26 Juni 2010 salah satu warga Rw 004 ada yang memiliki hajatan. Comdev BEM UI 2010 memberikan serangkaian acara terminasi akhir pada warga Leuwinanggung. Serangkaian acara ini antara lain lomba menggambar pada anak-anak, check up kesehatan bagi warga Rw 004, bazaar baju layak pakai dan peresmian rumah pintar. Acara-acara ini mendapat antusiasme dari warga setempat baik itu anak-anak, remaja ataupun dewasa. Selesai seluruh kegiatan yang diadakan, pukul 12.00 lewat acara ditutup dengan sepatah dua kata dari Ari Prayogo (PO Comdev 2010), Imaduddin Abdullah (Ketua BEM UI 2010), dan Bapak Jaelani (Ketua Rw 004 desa Leuwinanggung). Selain sepatah kata, Comdev BEM UI 2010 memberikan plakat kepada desa Leuwinanggung yang diserahkan kepada bapak Jaelani sebagai bentuk tanda Rw 004 desa Leuwinanggung merupakaan desa binaan BEM UI.

Berikut ini adalah kilasan acara dari Comdev BEM UI pada terminasi akhir pada tanggal 27 Juni 2010:

Check up Kesehatan

Check up kesehatan merupakan salah satu kegiatan saat terminasi akhir Comdev BEM UI 2010 pada Rw 004. Acara ini bertujuan memeriksa kesehatan warga Rw 004 yang mau. Bentuk dari acara ini adalah Check up kesehatan murah, kecuali bagi lansia. Lansia mendapatkan check up kesehatan gratis sedangkan yang bukan lansia dapat memeriksakan kesehatannya dengan biaya Rp. 3000,-. Kegiatan ini dilakukan di rumah ketua Rw 004, Bapak Jaelani. Kegiatan ini sudah mulai terlihat sekitar pukul 08.00 WIB. Pemeriksa kesehatan pada kegiatan check up ini dilakukan oleh mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan yaitu Kak Divi dan Kak Jume. Pemeriksa juga dibantu oleh salah satu PSDM BEM UI yaitu Ka Rini. Check up kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan berat badan, pengukuran tekanan darah dan pengukuran gula darah (jika hal ini diperlukan). Selain itu, pemeriksa juga menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan warga yang diperiksa, memberikan kesimpulan dari hasil check up kesehatan dan memberikan kiat-kiat yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan. Acara ini mendapatkan antusiasme masyarakat terutama lansia dan warga sekitar setelah mereka belanja bazaar murah.

Bazaar Baju Murah

Kemeriahan acara Terminasi 4 juga terjadi pada acara bazar pakaian murah. Dimulai pada sekitar pukul 09.00 WIB di pekaranganan Rumah Bapak Jaelani (Ketua RW 04 Desa Leuwinanggung). Pakaian bekas yang masih layak pakai ini mayoritas merupakan pakaian wanita, anak hingga dewasa, kami jual dengan kisaran harga Rp. 1.000,- sampai Rp. 15.000,-. Pada awalnya, acara ini hanya didatangi oleh warga yang bertempat tinggal di sekitar rumah Ibu Pupun (Ibu Rw 004), sampai akhirnya kami berinisiatif untuk melakukan door to door kedua kalinya agar warga yang lain bisa ikut menjajal pakaian-pakaian tersebut. Dan hasilnya pun tidak mengecewakan, perlahan bazar ini mulai dipadati warga bahkan penjual yang sedang berkeliling pun tak ingin meninggalkan kesempatan koleksi sandang tersebut. Walau para calon pembeli (didominasi oleh para ibu-ibu) tampaknya sudah sangat lihai dalam proses tawar-menawar , tidak lantas membuat kami “kalah” dalam mempertahankan harga sampai tahap kesepakatan terjadi. Keriuhan tidak hanya terjadi ketika kami semua melakukan proses tawar-menawar, kebimbangan para anak RW 04 dalam memilih baju yang akan mereka beli juga merupakan salah satu hiburan tersendiri bagi kami, bahkan ada dari mereka yang meminta izin membawa pulang baju pilihannya untuk dicoba terlebih dahulu di rumah. Menjelang siang keramaian pun berkurang, karena keterbatasan waktu dan ternyata sisa baju masih ada kami membanting harga Rp. 1.000,- untuk semua jenis baju. Akhirnya, waktu telah habis dan kami semua merapikan kembali baju-baju yang tersisa dan mulai menghitung uang yang telah kami kumpulkan yang kemudian akan diberikan kepada bendahara ComDev untuk melakukan kegiatan lain yang bermanfaat.

Peresmian Rumah Pintar

Minggu pagi yang cerah membangkitkan semangat team ComDev untuk meresmikan rumah pintar. Rumah pintar tersebut juga merupakan salah satu usaha ComDev untuk mengajak masyarakat Desa Leuwinanggung RW 004 untuk meningkatkan semangat mereka dalam membaca. Target pengunjung dari rumah pintar adalah anak-anak. Buku-buku yang ada di rumah pintar merupakan sumbangan dari civitas Universitas Indonesia dan panita. Buku-buku yang bervariasi, mulai dari buku pelajaran, cerita rakyat, majalah, novel, dsb diharapkan dapat menarik masyarakat untuk membacanya. Sebelum peresmian dilakukan, panita ComDev merangkai lemari dan membuat hiasan agar terlihat lebih menarik. Pukul 11.30 siang rumah pintar pun siap diresmikan.

Peresmian rumah pintar berlangsung di selasar rumah Bu Sri, pada pukul 11.30 siang. Acara peresmian berlangsung cukup ramai. Antusias anak-anak terlihat sangat tinggi. Mereka sudah memenuhi rumah pintar sejak panitia ComDev menatanya. Peresmian Rumah Pintar diresmikan oleh Bpk. Jaelani yang juga sebagai ketua RW.004. Selain itu, ketua RT 001 juga datang untuk menyaksikan acara tersebut. Acara peresmian tersebut di pandu oleh Muki sebagai MC. Penyerahan gunting oleh Project Officer, Ari Prayogo, kepada ketua RW 004 menandakan bahwa rumah pintar telah diberikan sepenuhnya untuk masyarakat Desa Leuwinanggung. Pemotongan pita oleh Bapak Jaelani menandakan bahwa rumah pintar sudah resmi sebagai milik Desa Leuwinanggung RW 004. Semoga dengan adanya Rumah Pintar masyarakat sekitar dapat menjadi masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Amin.

Lomba Menggambar

Terminasi keempat sekaligus yang terakhir di desa Leuwinanggung sedikit mengecewakan terutama untuk kehadiran anak-anak. Dibanding dengan minggu-minggu sebelumnya kehadiran anak-anak di minggu keempat ini sangat sedikit. Apabila di minggu sebelumnya nampak anak-anak dari RT 01, kali ini mereka tidak berpartisipasi. Hal ini mungkin karena ketidaktahuan mereka atau mungkin juga karena mereka bosan dengan acara yang kita adakan.

Kenapa mereka bosan? Kebanyakan dari anak-anak RT 1 adalah mereka yang sudah berumur hampir belasan tahun sedangkan acara kita hanya cocok untuk mereka yang berumur di bawah sepuluh tahun. Otomatis hal ini menyebabkan keenganan mereka untuk bergabung dengan acara kita.

Kegiatan untuk anak-anak di terminasi keempat adalah lomba menggambar. Anak-anak ditugaskan untuk membawa pensil warna dan perlengkapan lain dari rumah sedangkan kita menyediakan kertas gambar untuk mereka. Seperti anak-anak Indonesia lainnya kebanyakan tema dari lukisan mereka adalah pemandangan alam di pegunungan. Namanya anak-anak pasti ada aja kenakalan yang dilakukan. karena tidak membawa penghapus misalnya Adam (yang paling muda) mengambil peenghapus milik Bagus tanpa izin, sehingga Bagus marah dan mereka beradu mulut. Adu mulut yang terjadi akhirnya tidak hanya antara Adam dan Bagus tetapi juga anak-anak lain.

Permasalahan yang terjadi tiap minggu adalah Ezy (8th). Selalu saja dia bertengkar dengan anak lain di tiap acara. Ketika semua anak-anak sudah selesai menggambar dan mengumpulkan hasil karyanya mereka dibiarkan bermain sesuka hati. Di tengah-tengah permainan Ezy tersinggung dengan ucapan salah satu temannya dan ingin memukulnya. Kami cukup kewalahan meredam kemarahannya. Hampir satu jam kami mencoba menenangkan Ezy dan menyuruhnya untuk pulang tetapi tetap saja itu tidak berhasil. Mungkin karena sudah lelah akhirnya Ezy bisa tenang kembali. Namun, sebelmnya Adit (koor acara) harus jadi objek pelampiasan kemarahan Ezy dengan mendapat beberapa pukulan ditubuhnya.

Untuk menghindari pertengkaran yang lebih heboh lagi, Tika (koor acara anak-anak) membubarkan anak-anak. Mereka dihimbau ke rumah pak RW Jaelani untuk berbelanja baju di acara bazaar murah. Ada beberapa dari anak-anak yang memborongg baju dan langsung mengenakannya untuk dipamerkan. Acara yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak adalah pengumuman pemenang lomba gambar yang bersamaan dengan closing ceremony. Diakhir closing ceremony, pemenang lomba gambar diumumkan. Juara pertama adalah Wildan yang lukisan pemandangan alam pegunungannya dirasa lebih bagus daripada lukisan-lukisan yang lain. SELAMAT buat Wildan!!!!

Selasa, 06 Juli 2010

Terminasi Ketiga ComDev BEM UI 2010 - 20 Juni 2010

Salam ComDev!
Berikut merupakan hasil dokumentasi yang diambil saat pelaksanaan Terminasi Ketiga ComDev BEM UI 2010 - 20 Juni 2010.

Dimulai dengan penulisan, pengejaan, dan pemberdaharaan kosa kata tentang buah, kami jadikan sebagai tahap awal bagi anak-anak RW 04 Desa Leuwinanngung untuk mengenal Bahasa Inggris.

Menceritakan isi buku kepada mereka yang belum dapat membaca juga merupakan kegiatan yang kami lakukan disana.

Buku pengetahuan binatang merupakan salah satu buku yang paling diminati oleh anak-anak, RW 04 Desa Leuwinanggung, sebagai buku bacaan mereka.

Karton putih besar sengaja dipersiapkan untuk meningkatkan kreatifitas mereka lewat menggambar. Dan ternyata kegiatan ini juga dapat mencegah anak-anak berkelahi.

Pembicara pada bincang santai kali ini adalah Kak Yoga; seorang Pemimpin perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran dan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Bincang santai mengenai kewirausahaan tersebut tidak hanya dihadiri oleh ibu-ibu dan bapak-bapak RW 04 Desa Leuwinanggung tetapi juga anggota karang taruna RW 04 Desa Leuwinanggung.