Point Penting Hasil Data Pengkajian Lapangan
untuk New Comdev BEM UI 2010
Desa Sukmajaya
- Terletak di daerah Bogor dengan luas enam hektar, merupakan kawasan paling belakang dalam kelurahan yang berbatasan langsung dengan Desa Bojong.
- Mencakup lahan kosong yang luas dan belum terolah.
- Topografi mendukung: wilayah dilingkari sungai dan vegetasinya masih banyak
- Kawasan pemukiman sederhana.
- Listrik baru masuk hingga ke sudut-sudut desa empat tahun lalu.
- Total 92 KK dengan 12 KK di bagian pojok desa dengan kondisi memprihatinkan.
- Perbandingan penduduk asli dan pendatang = 4:6
- Transportasi, aksesnya cukup minim. Karena belum terdapat angkutan umum yang menuju ke lokasi, sehingga cara yang memungkinkan untuk menjagkau tempat adalah menggunakan transportasi pribadi atau berjalan kaki.
***
- Mayoritas masyarakatnya memiliki level ekonomi menengah ke bawah.
- Tipikal pekerjaan : Beragam. Seperti, petani, buruh, pegawai swasta, dll.
- 12 KK di belakang bekerja sebagai pemulung.
- Terdapat pertanian palawija sederhana, akan tetapi belum dikembangkan secara maksimal, terlebih lagi mereka, para petani, belum memiliki pengetahuan teknik pemasaran yang baik.
- Masalah ekonomi menghambat kegiatan pendidikan disana. Karena walaupun sekolah gratis, namun tidak begitu dengan sarana pelengkap pendidikan. Seperti, alat tulis, buku-buku penunjang, seragam, dll.
***
- Karang Taruna pernah dibentuk, namun tidak berjalan. Belum terdapat Remaja Masjid.
- Terdapat pengajian rutin dan arisan sebagai sarana silaturahmi antar warga.
***
- Belum pernah ada wabah penyakit tertentu.
- Fasilitas sanitasi cukup baik
- Akan tetapi, pada 12 KK di belakang, kesadaran sanitasi dan kesehatan masih sangat rendah.
- Kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih rendah.
- RS terdekat : RS Cibinong.
- Belum terdapat posyandu resmi.
- Kesulitan dalam mendapatkan bidan àakibatnya banyak yang menggunakan dukun beranak.
- Penyuluhan kesehatan diadakan di kantor kelurahan yang cukup jauh, sehingga warga banyak yang malas untuk mengikuti penyuluhan-penyuluhan tsb.
- Sarana dan prasarana kesehatan dan layanannya, terutama masalah akses.
- Cara pemasaran hasil palawija.
- Cara pengolahan pupuk kompos/pupuk hijau.
- Cara pengairan dan irigasi yang tepat.
- Pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup bagi anak-anak di daerah masyarakat setempat (terutama yang membantu orang tua sebagai pemulung).
- Pemaksimalan potensi ekonomi.
- Manajemen sampah dan toilet yang layak, terutama sekali bagi ke-12 KK yang hidup memprihatinkan.
Potensi masyarakat setempat:
- Ketua RT dan tokoh masyarakatnya cukup kooperatif
- Masyarakatnya cukup terbuka dan mudah digerakkan.
- Ketua RW kurang kooperatif
- Kurangnya kesadaran warga untuk berinisiatif
- Terbaginya warga ke dalam tiga kelompok: Pro-RT, Pro-RW dan netral (konflik tertutup)
Kampung Lio
- Kampung lio dahulunya adalah daerah yang tidak terlalu padat seperti yng dapat kita lihat untuk sekarang ini, dahulunya daerah ini terdapat banyak sekali kebun-kebun. Tetapi sekitar pada tahun 1995-an daerah ini, menjadi padat disebabkan banyaknya pendatang yang dan akhirnya menetap pada daerah tersebut.
- Masyarakat “atas” = masyarakat pendatang = ekonomi menengah kebawah.
- Masyarakat “bawah” = masyarakat asli = ekonomi menengah.
- Pendidikan: Banyak yang berpendidikan sampai tingkat SMA, namun tidak semua dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat universitas, akibat masalah biaya. Kebanyakan di antaranya, setelah lulus, langsung bekerja.
- Ekonomi : menengah ke bawah.
- Tipikal pekerjaan: Beragam, namun kebanyakan bekerja sebagai pegawai negeri dan pedagang sayur. Ada juga yang bekerja sebagai pegawai di rumah-rumah makan, seperti Pizza Hut atau PT Pertamina.
- Kesehatan: Tidak pernah ada wabah penyakit yang serius di Kampung Lio, khususnya di daerah RT 02. Hanya saja, lingkungan warga masih belum benar-benar bersih dari masalah lingkungan, seperti sampah.
Ancaman dalam menananggulangi pemecahan masalah
- Adanya tumpukan sampah yang cukup banyak.
- Kerumitan Birokrasi pemerintah .
- Kurangnya rasa kebersamaan dan toleransi antara masyarakat atas dan masyarakat bawah.
- Adanya kesenjangan sosial.
Potensi masyarakat setempat
- Adanya kekuatan integrasi masyarakat setempat, warganya cukup kompak.
- Mudahnya akses transportasi, informasi, atau prasarana
- Adanya program yastim.
- Pada kampung lio sering ada kelompok asosiasi di luar masyarakat yang memberi bantuan.
Kampung Gedong
- Terletak di belakang jalan Margonda Raya dan Margo City Mall, Kota Depok. Merupakan kawasan paling belakang yang berbatasan dengan Sungai Ciliwung.
- Sarana transportasi sudah cukup memadai. Akan tetapi, keadaan jalan belum baik.
- Kawasan pemukiman sederhana dan tidak lagi termasuk kawasan hijau.
- Terjadi penumpukan sampah di pinggiran Sungai Ciliwung tsb; Terdapat TPA tidak resmi. Sehingga sering terjadi banjir, seperti pada tahun 1998 dan 2007
- Disekitar RT 02 Kampung Gedong, terdapat perumahan kecil.
***
- Ekonomi: Menengah ke bawah.
- Tipikal pekerjaan: 48% dari penduduk tidak memiliki pekerjaan tetap. Selainnya PNS, pegawai swasta, atau wirausaha.
- Pendidikan: Mayoritas lulusan SMA & SD
- Kesehatan:
§ PuskesmasàMudah dijangkau.
§ Kegiatan yang terdapat di posyandu dan posbindu berjalan baik, walau kadang masih terkendala dengan dana.
§ Kesadaran akan kesehatan cukup minim = sering membuang sampah di pinggir sungai.
§ Melakukan pengolahan sampah dengan cara yang kurang tepat, yaitu dengan cara memilah dan kemudian dibakar. Jelas menimbulkan efek yang tidak baik untuk kesehatan akibat dari asap dan bau (ketika hujan.
***
- Terbagi 3 kelompok secara daerah yaitu :
Masyarakat daerah ‘atas’, masyarakat daerah perumahan, masyarakat daerah ‘bawah’.
- Terdapat perbedaan yang mencolok antara penduduk pendatang dengan penduduk asli.
- Pemimpin berpengaruh (Bapak/Ibu RT, Bapak RW)
- Masyarakat cukup aktif mengikuti pengajian dan arisan. Juga terdapat kesadaran akan gotong royong.
- Dilihat dari acara-acara yang ada dan berjalan dapat dinilai bahwa masyarakat di sana cukup terintegrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar